Tuesday, September 18, 2018

Seseserhanakah bahagia itu ?



Terlintas dalam benak kita bahwa bahagia itu mudah, tapi kadang bahagia itu sulit. Sebenarnya bahagia itu jika kita bersyukur atas semua karuniaNya, berkahNya, ridhoNya, tapi kadang kita tidak sadar bahwa bahagia itu ada di depan mata kita, tapi seakan kita tidak melihatnya, justru kita melihat kea rah yang mana hanya fikiran saja yang bias menerawang, tapi tidak dengan hati kita.
Kita berfikir bahwa bahagia itu dengan jalan jalan ke pantai misalnya,  apakah dengan jalan jalan ke pantai membuat hati kita otomatis bahagia ? jawabannya memang beragam yaa,,,, setiap orang pasti punya jawaban masing masing, tapi kebanyakan pasti iya dong hati bahagia kalo lagi jalan jalan,,,,, sejenak beban beban hidup lepas begitu saja, tapi bagi emak emak seperti saya liburan itu memang menyenangkan, tpi tetep ya pikirannya bercabang, mikir cucian, mikir anak makan apa, yang pasti mikir uang makin tipis di dompet, haaa. Itu artinya haati ga tenang, pikiran bahagia memang tapi perasaan haati ga sinkron dengan jalan pikiran.
Saya ingin bercerita, saya punya sepupu yang baru saja ditinggal ibunya, ayahnya sudah lama meninggal sewaktu dia kecil, bungsu dari 8 bersaudara, hari Sabtu kemarin baru saja bergelar “Mahmud” incess cantik dan mungil lahir kedunia dengan berat 3,3 kg dan panjanag 50cm yang lahir di RSUD Banten, saya chat dia via WA, mengucapkan selamat dan bertanya kapan pulang kerumah, mengingat saya gabisa menjenguk ke RS , dan dai menjawab mungkin besok atau lusa. Akhirnya Selasa sore saya baru bisa meenjenguknya, dan sambil bercerita mengenai persalinannya dari A-Z, termasuk masalah ASI. Ternyata ASInya belum keluar dan dibantu pakai sufor. Saya bukan yang anti sufor tapi saya terus motivasi dia agar asinya cepat keluar, saya langsung meminjamkan pompaan, member kantong asip dls, karena sepertinya sepupu saya ini masih blank soal perASIan, apalagi masalah pompa, dan ASIP. Dan lebih meneydihkan lagi dia hanya ber2 dengan suami, ke 7 kakaknya merantau di berbagai kota, sesekali keluarga dari suaminya dating menjenguk, dia curhat betapa sedihnya dia tidak ditemani oleh kakak2nya yang lebih berpengalaman, dengan suasana seperti itu dia seperti mengalami baby blues tapi tingkat masih low,  dia bilang anak bungsu itu kalo ga beruntung ya buntung, dan aku lah salah satu yang buntung. Keesokan harinya saya pun datang menemuinya lagi setelah selesai mengajar, paginya dia wa bagaimana cara pakai pompanya, tapi susah juga untuk menerangkan via WA, padahal sebelumnya saya udah terangin ke suaminya ketika suaminy dating kerumah untuk mengambil alat pompanya. Ketika sampai dirumahnya jreeeennggg,,,,,, itu PD MasyaAllah keras membatu plugged duct istilahnya bengkak pula, ya Allah kalo itu mah bias mastitis sebentar lagi, saya Tanya kenapa bias sampai begini dia bilang si bayi tidak mau menyusu, mungkin krena kendala flat nipple nya, tapi ga bgtu flat sih, saya mencoba memotivasi lagi, flat nipple pun masih bias direct breasfeeding. Akhirnya saya massage sebisa dan semampu saya, dia pun sontak berteriak kesakitan, of course sayapun akan merasakan hal yang sama jika seperti itu. Sambil dipijit sambil di pompa dan Alhamdulillah keluar sedikit 1,2 tetes sampe akhirnya dapet sekitar 10 ml, ya Allah terharu dan dia pun juga menangis terharu, dan dia bilang baru sekarang aku menangis terharu setelah dri awal lahiran menangis sedih karena ga diurusin oleh kakak-kakaknya. Dan ternyata saya BAHAGIA , hal kecil seperti itu bisa membuat saya Bahagia melebihi bahagia saya shopping online, hiiiiii.
Di sisi lain saya sangat amat bersyukur, dulu ketika saya melahirkan anak pertama masih ada ummi yang menemani meskipun kadang beliau sering kambuh penyakit autoimunnya, dan ketika melahirkan anak ke2 di Bandung meskipun hanya ber2 dengan suami di 4 hari pertama tapi setidaknya saya sudah punya pengalaman dengan persalinan pertama, jadi tidak begtu merasakan kesedihan seperti sepupu saya yang diceritakan tadi. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah……

I just find myself happy with the simple things. Appreciating the blessings God gave me. The most important thing is to enjoy your life - to be happy - it's all that matters. - Audrey Hepburn-


Ternyata bahagia itu sangat sangat sederhana, dimulai dari diri kita, bias member impact terhadap apa yang ada di sekitar kita, tidak usah terlalu berhayal untuk sesuatu yang jauuhh,,,, ternyata di depan mata kita pun bahagia itu ada jika kita merasa bersyukur dan menikmati hidup ini entah ups and downs nya.

Wednesday, September 12, 2018

WELCOME TO THE BEST PLACE EVER TO ESCAPE


Assalamualaikum, setelah lama vakum dari dunia per-blog-an akhirnya sekarang saatnya untuk memulai kembali hobi tulis menulis yang udah lama terpendam, blog yang banyak sarang laba labanya setelah 4 tahun ga dikunjungi, well last update November 2014 on my friend’s wedding, haaaaaaa dan sekarang saya sudah menikah dan beranak 2, WOOOWW time flies so fast, kali ni mw bahas tentang dunia parenting, dunia emak emak dan sebagainya yang bias ditulis dan di share disini,
Setelah lama berfikir dan menimbang, akhirnya cerita pertama yang akan di share tentang perkenalan sejenak,,,,, 3 tahun lalu tepatnya di tanggal 24 Juli 2015, lelaki tampan nan sholeh dan berani akhirnya menikahi saya, lelaki itu bernama fajar Nurrohman, dan kami dikaruniai 2 orang anak, Baarizi EL-Abqariy 2 tahun 3 bulan dan Beyyina 3 bulan.

Sebenarnya sekarang banyak media untuk mempublikasikan cerita sehari hari, pengalamn hidup, review tentang apapun itu, yang paling hits ada di INSTAGRAM. Percaya gak percaya apapun yang kita cari sekarang di instagram semua ada, dari resep masakan, cerita tentang tumbang anak, sampei hal hal kecil pasti ada disana, tapi setelah lama vakum juga di instagram akhirnya memutuskan untuk balik lagi nge-blog, yang dlu pas zaman kuliah ngehits banget ini, heeeee.

Sekarang harus memberanikan diri untuk membuat konsistensi dalam menulis minimal 1 minggu sekali update blog, karena sesuatu yang tumpul harus diasah, begitu pula ilmu dan latihan menulis ini, ada yang bilang writing is healing, dalam dunia psikologi ada istilah Menulis adalah terapi jiwa, dan keputusan ini adalah bagian dari  terapi jiwa, emak emak yang stress dengan kehidupan serba serbi anak, rumah tangga, keuangan keluarga, setidaknya ESCAPE ke dunia ini mungkin jadi tempat pelarian yang mengasyikkan, dan member kita ruang untuk selalu berfikir bahwa masih banyak cara untuk sekedar ME TIME, salah satunya dengan menulis.

Well, semoga Allah selalu meridhoi langkah saya ini, dan teman teman semua,,,,, semoga selalu Istiqomah.


Keep updated! Cerita pertama soon ada di blog ini.