Saturday, March 24, 2012

Don’t forget to be Happy



Pagi itu ada acara tahunanyang diselenggarakan oleh sekolahku, yaitu belajar membuka dan menelaah buku buku turots (buku kuning) , dikala aku sedang sibuk mempelajari suatu hokum yang akan di diskusikan 2 jam kemudian, tiba tiba aku dikagetkan dengan sapaan temanku wow what a good morning we are having to meet her in this moment, as she had been come back to her home town for several things. Tiba tiba aku menanyakan alas an dia harus pulang beberapa hari ke rumahnya? Dan dia menjawab singkat yang dengan jawabannya sangat sangat membuatkun terkaget kaget,,, tentang sebatas kelanjutan setelah sarjana, wetelah di wisuda. Pasti ada yang nebak ya lanjutin s2 atau lanjut kerja dan sebagainya , tapi ini cukup serius yaitu melanjutkanuntuk mengabdi kepada suami, dalam rangka menyempurnakan setengah agama kita.
Waw, its amazing gak terfikir sampe sekarang kalau seandainya memang remaja kaya kita ini yang seumuran kita sekarang, sudah saatnya untuk memikirkan kea rah sana, but its okey no problem for me. Event though I knew for now we almost have a dreams, entah mimpinya setinggi langit atau apalah, tapi apakah harus kandas denganharus menikah di usia muda??? Umur 21 – 22 tahun mungkin tidak bisa di bilang muda, tapi yaa tidak juga dibilang cukup umur untuk harus menikah , apalagi menikah dengan urusan “keluarga” yang bahasa kasarnya ya “dijodohin” ada unsur keluarga yang ikutcampur.   Biasanya niih orang muda sekarang ya menikah atas unsure suka dan sayang antara 2 orang , wanita dan laki laki, dan dengan unsur “Tanpa paksaan” tapi apakah dengan macam seperti ini bakal bikin  bahagia dan orang yang menikah dengan atas unsur paksaan tidak akan bahagia??? yah ini nih yang harus dirubah paradigmanya. 

Bahagia itu kita yang menentukan. Happy is a choice not destiny. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, kamu mau apa tidak? Bahagia itu datang secara natural tanpa paksaan tanpa di sengaja. Semua yang bahagia itu tidak ada batasnya. Bahagia itu pure, tidak bisa di nodai dengan kesengajaan. Dan bahagia itu tulus, bahagia itu asli tidak dibuat – buat.
Akan ada banyak waktu dalam kehidupan kita ketika kita merasa bahwa hidup ini terlalu sulit, terlalu sangat sulit bagi kita untuk melewati itu. Waktu di mana kelihatannya seperti tidak ada seorangpun yang ada untuk kita. Waktu di mana kita kehilangan semua harapan dan mimpi-mimpi ...

     ... Tapi begitu kita damai dengan diri kita sendiri, dan dengan apa yang terjadi, kita akan jauh, jauh lebih bahagia.
Itulah Kekuatan ikhlas, dan menerima segala sesuatu sebagaimana terjadi tanpa ada rasa “suudzon” berburuk sangka kepada Allah sang maha segalanya.
Please, don’t forget to be happy. Whatever happens.
Tolong, jangan lupa untuk bahagia. Apa pun yang terjadi.
Jangan pernah menyalahkan hari harimu, kenapa saya diciptakan di tengah tengah keluarga yang seperti ini, yang seperti itu, kenapa saya harus berada di sini, dan sebagainya. Bukan semata semua itu adalah takdir, ya memang tapi semuanya itu bisa dirubah untuk hal yang lebih baik. Dan itu semua kembali Kediri kita semua.


1 comment:

  1. Kehidupan itu, begitu rumit & sulit di tebak, karena nasib semua orang telah di tentukan di langit ke 7, sejatinya segala yg di sarankan & di lakukan oleh orangtua kita adalah yg terbaik untuk kita, namun untuk urusan menikah ??? hem...............mungkin itu komitmen keluarga masing- masing, namun menaati perintah baik ornag tua menurut w, fine & harus, sejatinya cinta itu tumbuh karena terbiasa, ikhlas & tulus ," buat orang tua ngak seharusnya bersikap diktator, karena w pernah baca di buku, " the true love story of nabi Muhammad" bahwa sebelum menjodohkan anaknya kepada anak abu lahab, nabi menanyakan prihal mau atau tidak kepada anak perempuanya, karena anak perempuanya memiliki hak suara pula dalam persetujuan lamaran, w juga pernah baca artikel kalo tidak boleh ada unsur paksaan dalam pernikahan , khususnya buat anak perempuan, namun namanya ortu pasti pingin anaknya mendapat jodoh yg terbaik bahkan sempurna, tapi yg menjalani kan kita, but w yakin kalo orang tua pasti udah istikhoro dulu, taat sama orangtua & ikhlas mungkin itu yg paling bija untuk kita sebagai anak yg oaling di sayang oleh orang tua, tersenyum..............semangat.....................salam sahabat

    ReplyDelete